Minggu, 16 Februari 2014

Hadits Lemah Tentang Janji Adalah Utang



BY ABDURRAHMAN 


ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﻃﺎﻟﺐ ﻭﻋﺒﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻣﺴﻌﻮﺩ ﺃﻥ
ﺍﻟﻨﺒﻲ ﻗﺎﻝ : » ﺍﻟﻌﺪﺓ ﺩﻳﻦ »
Dari ‘Ali bin Abi Thalib dan ‘Abdullah bin
Mas’ud , bahwa Rasulullah bersabda: 
“Janji adalah utang”.
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam ath-Thabrani
dalam “al-Mu’jamul ausath” (no. 3513 dan 3514)
dan “al-Mu’jamush shagiir” (no. 419), Imam Abu Nu’aim al-Ashbahani dalam “Akhbar Ashbahan
(no. 1527), Ibnu ‘Asa-kir dalam “Tarikh Dimasyq” (52/293) dan Imam al-Qudha-‘i dalam
“Musnad asy-Syihab” (1/40, no. 7), semuanya
dari jalur Sa’id bin Malik bin ‘Isa, dari ‘Abdullah
bin Muhammad bin Abil Asy’ats, dari al-A’masy,
dari Ibrahim an-Nakha’i, dari ‘Alqamah dan al-
Aswad, dari ‘Ali bin Abi Thalib dan ‘Abdullah bin
Mas’ud , dari Rasulullah .
Hadits ini adalah hadits yang lemah, dalam
sanadnya ada rawi yang bernama ‘Abdullah bin
Muhammad bin Abil Asy’ats, Imam adz-Dzahabi
berkata tentangnya: “Dia meriwayatkan hadits
yang mungkar, aku tidak mengenalnya”[1].
Ucapan beliau ini dibenarkan oleh Imam Ibnu
Hajar[2].
Imam al-‘Iraqi dan Imam Ibnu Rajab mengisyaratkan kelemahan hadits ini, beliau
berkata: “Di dalam sanadnya ada rawi yang tidak dikenal”[3].
Hadits ini juga dinyatakan lemah oleh Imam al-
Haitsami[4], al-Munawi[5] dan Syaikh al-Albani[6].
Hadits yang semakna juga diriwatkan dari ‘Ali bin
Abi Thalib dari Rasulullah dengan lafazh:
 “Janji seorang mukmin adalah utang”. 
Hadits ini dikeluarkan oleh Imam ad-Dailami dalam
“Musnadul Firdaus”[7].
Hadits ini diisyaratkan kelemahannya oleh Imam
al-Munawi, beliau berkata: “Dalam sanadnya ada
(rawi yang bernama) Darim bin Qubaishah, (Imam) adz-Dzahabi berkata (tentangnya): Dia
tidak dikenal”[8].
Kesimpulannya, hadits ini adalah hadits lemah
sehingga tidak boleh dinisbatkan kepada
Rasulullah dan tidak boleh dijadikan sebagai
argumentasi untuk menetapkan bahwa janji
kedudukannya dalam Islam seperti utang.
Cukuplah ayat-ayat al-Qur-an dan hadits-hadits
yang shahih dari Rasulullah menjadi sandaran
dan argumentasi tentang kewajiban menepati
janji dan haramnya mengingkarinya.
Seperti firman Allah :
}ﻭﺃﻭﻓﻮﺍ ﺑﺎﻟﻌﻬﺪ ﺇﻥ ﺍﻟﻌﻬﺪ ﻛﺎﻥ ﻣﺴﺌﻮﻻ{
“Dan penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya” 
(QS al-Israa’ : 34).
Juga sabda Rasulullah : “Tanda-tanda orang
munafik ada tiga; kalau berbicara dia berdusta,
kalau berjanji dia ingkar, dan kalau diberi amanah
(kepercayaan) dia berkhianat”[9].
ﻭﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ
ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ، ﻭﺁﺧﺮ ﺩﻋﻮﺍﻧﺎ ﺃﻥ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ


Referensi;
[1] Kitab “Miizaanul i’tidaal” (2/490).
[2] Dalam kitab “LIsaanul miizaan” (3/337).
[3] Kitab “Takhriiju aha-diitsi ihya-I ‘uluumid
diin” (2/154) dan “Jaami’ul ‘uluumi wal
hikam” (1/431).
[4] Dalam kitab “Majma’uz zawa-id” (4/295).
[5] Dalam kitab “Faidhul Qadiir” (4/377).
[6] Dalam kitab “Dha’iiful jaami’ish shagiir” (no.
3853 dan 3854).
[7] Dinukil oleh Imam al-Munawi dalam kitab
“Faidhul Qadiir” (4/308).
[8] Ibid.
[9] HSR al-Bukhari (no. 33) dan Muslim (no. 59).


Abdullah bin Taslim al-Buthoni
(Manisnyaiman.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar